Rabu, 11 Juni 2008

Sejarah Kain Songket Palembang


Oleh: Djohan Hanafiah (Budayawan Palembang)

Produk kain songket telah lama sekali ada di Palembang. Produk Songket ini telah ada di zaman sriwijaya, barangkali besar kemungkinannya, karena ada beberapa penulis telah meyakininya. Bukti – bukti itu dapat dilihat pada pakaian arca-arca di kompleks percandian di tanah abang, kabupaten Muara Enim, Sumatera selatan.

Candi di tanah abang ini diperkirakan didirikan pada abad ke 11 dan 12, merupakan candi Hindu. Akan tetapi pada temuan terbaru (September 2001), dijumpai beberapa arca Budha, sehingga berkemungkinan candi ini telah ada sejak zaman sriwijaya (abad ke 7 sampai 11)

Pada zaman kesultanan Palembang Darusalam (abad ke 15 s/d 19), kain dengan tenunan benang emas ini sangat popular di kalangan bangsawan dan keraton Palembang. Menurut Barbara Watson Andaya: In itself, weaving by noble women was not a new development . Some weaving had always been done in the court, because it was considered a female accomplishment and because cloth woven by royal women was felt to have a special significance …………..In the seventeenth century royal women in jambi and palembang had occasionally asked for gifts of goal thread, even specifying the desired thickness. Imports of gold thread and raw material silk from china are intermittently mentioned, and in 1640 the ruler of jambi presented then Dutch Resident with “A gilded silk cloth “woven by his wife.

Masih menurut Barbara W Andaya, tenun benang emas Palembang lebih bagus dibanding dengan Jambi “However, it was Palembang that weaving of high quality luxury fabrics by noble women become established “. Hal ini disebabkan sejak tahun 1640 ekonomi jambi telah jauh tertinggal dibanding dengan Palembang.

Foto: "Adis Songket Palembang"

Tidak ada komentar: