Kamis, 19 Juni 2008

Kain Songket Dalam Pernikahan Adat Palembang















Oleh: Djohan Hanafiah (Budayawan Palembang)


Dapat dipahami jikalau pada zaman kesultanan Palembang , yang berhak memakai kain songket buatan wanita – wanita bangsawan adalah golongan bangsawan itu sendiri . Siapa pemakainya pun ditentukan oleh corak dan warna songket tersebut serta kedudukan nya didalam keraton.

Didalam dokumen keraton tahun 1792 merupakan list the marks of dignity at court ,specifying the color, design and material of clothing.

Selain ditentukan siapa saja yang behak memakai jenis dan warna serta kwalitas pakaian termasuk songket nya ,juga diatur kapan dan dimana –pakaian tersebut dipergunakan. Songket dipakai untuk upacara seremonial dan juga upacara ritual.

Selain itu songket merupakan barang berharga untuk pemberian dalam upacara adat perkawinan, harkat martabat keluarga yang mengadakan perkawinan itu tergambar dari enjukan (pemberian) dari pihak keluaraga calon penganten pria kepada calon penganten perempuan.

Contoh nya antara lain adalah enjukan yang tertinggi nilai nya adalah adat berangkat 3 turun yang terdiri dari :
A) Mas kawin
B)
Seturun pertama berisi Selembar selendang songket, Baju kurung songket tabur, Selembar kain songket pulir.
C)
Seturun Kedua berisi Selembar selendang teretes mider, Baju kurung angkinan, Selembar kain songket cukitan
D)
Seturun ketiga berisi Selembar selendang jando penganten, Baju kurung bludru giwang, Kain songket bungo inten kembang patra beras.
E)
Duit timbang tamat mengaji ,sebanyak jumlah uang yang diberikan kepada guru ngaji .
F) Pengiring nya terdiri dari : uang sebanyak Rp.40,- dan manggis dari kertas sebanyak 24 buah
G)
Dua lembar kain panjang untuk dodot

Disamping enjukan yang berkualitas sangat tinggi nilai nya, tentunya ada enjukan yang berkualitas menengah seperti adat berangkat adat mudo, pun enjukan yang bersifat sederhana seperti adat tebas, bahkan ada yang bersifat apa saja asal perkawinan terjadi , yang dikenal sebagai adat buntet kadut .

Foto: "Adis Songket Palembang"

Rabu, 11 Juni 2008

Sejarah Kain Songket Palembang


Oleh: Djohan Hanafiah (Budayawan Palembang)

Produk kain songket telah lama sekali ada di Palembang. Produk Songket ini telah ada di zaman sriwijaya, barangkali besar kemungkinannya, karena ada beberapa penulis telah meyakininya. Bukti – bukti itu dapat dilihat pada pakaian arca-arca di kompleks percandian di tanah abang, kabupaten Muara Enim, Sumatera selatan.

Candi di tanah abang ini diperkirakan didirikan pada abad ke 11 dan 12, merupakan candi Hindu. Akan tetapi pada temuan terbaru (September 2001), dijumpai beberapa arca Budha, sehingga berkemungkinan candi ini telah ada sejak zaman sriwijaya (abad ke 7 sampai 11)

Pada zaman kesultanan Palembang Darusalam (abad ke 15 s/d 19), kain dengan tenunan benang emas ini sangat popular di kalangan bangsawan dan keraton Palembang. Menurut Barbara Watson Andaya: In itself, weaving by noble women was not a new development . Some weaving had always been done in the court, because it was considered a female accomplishment and because cloth woven by royal women was felt to have a special significance …………..In the seventeenth century royal women in jambi and palembang had occasionally asked for gifts of goal thread, even specifying the desired thickness. Imports of gold thread and raw material silk from china are intermittently mentioned, and in 1640 the ruler of jambi presented then Dutch Resident with “A gilded silk cloth “woven by his wife.

Masih menurut Barbara W Andaya, tenun benang emas Palembang lebih bagus dibanding dengan Jambi “However, it was Palembang that weaving of high quality luxury fabrics by noble women become established “. Hal ini disebabkan sejak tahun 1640 ekonomi jambi telah jauh tertinggal dibanding dengan Palembang.

Foto: "Adis Songket Palembang"

Kamis, 05 Juni 2008

Kain Bangsawan Palembang

Songket adalah jenis kain dari Palembang yang paling terkenal. Benang emas yang ditenun membentuk berbagai motif memberi kesan mewah. Lalu ada ikat, jumputan, dan bahkan batik. Tiga ragam hias yang pertama kerap dipadukan di dalam selembar kain, sementara batik hampir-hampir tidak lagi dibuat di Palembang.

Meski menurut kamus wikipedia, songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, namun walau bagaimanapun Songket identik dengan Palembang. Songket Palembang ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi.

Asal-usul kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak. Akibatnya, jadilah songket.

Kain songket ditenun pada mesin tenun. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper.

Ditilik dari harganya, songket tidak dimaksudkan hanya untuk masyarakat berada saja karena harganya yang bervariasi dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat tinggi.

Foto: "Adis Songket Palembang"

Rabu, 04 Juni 2008

Keragaman Kain Palembang

Kain Songket
Kain songket umumnya dikenakan pada acara adat dan acara resmi, serta berbagai tarian khas. Kain songket mempunyai banyak motif dan warnah, yang umumnya berwarna cerah., serta mengambarkan keceriaan dan keriangan masyarakat Sumatera Selatan. Kain ini terbuat dari benang emas yang di datangkan dari Cina & Singapore. Kain songket tidak dibuat dalam pabrikan, namun ditenun dengan tangan oleh pengrajin tradisional.

Kain Jumputan
Terbuat dari sutera, pada zaman dahulu kain ini khusus dipakai oleh parah gadis Palembang, sekarang kain ini dapat dipakai dalam berbagai upacara adat Palembang dan acara resmi lainnya. Kain jumputan mempunyai paduan warna yang sangat khas yang umumnya berwarna mencolok seperti merah, hijau dan kuning.

Kain Blongsong
Inilah jenis kain hasil tenunan sutra maupun benang katun biasa, yang lazimnya digunakan oleh para wanita dewasa atau ibu-ibu muda. Kain ini biasanya dipakai untuk upacara adat

Kain Tajung
Khususnya dipakai oleh kaum pria dewasa. Biasanya kain ini dipadankan dengan stelan jas atau pakaian teluk belango untuk memperindah tampilan keseluruhan. Kain ini dapat digunakan saat pesta adatdan acara resmi lainnya. Biasanya terbuat dari tenunan kain sutra dengan motif dan warna menarik.

Sumber Foto: Okezone.com

Senin, 02 Juni 2008

Songket "Hand-Woven"

Songket is a fabric that belongs to the brocade family of textiles. It is hand-woven in silk or cotton, and intricately patterned with gold or silver threads. The metallic threads stand out against the background cloth to create a shimmering effect. In the weaving process the metallic threads are inserted in between the silk or cotton weft (latitudinal) threads.

In Indonesia, songket is produced in South of Sumatra (Palembang) and some of region such us Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok and Sumbawa. Outside of Indonesia, further production areas include the east coast of the Malay Peninsula and Brunei.
Historically, production was located in politically significant kingdoms because of the high cost of materials; the gold thread used was originally wound with real gold leaf.

foto: penenun adis songket